Yogyakarta (MIN 2 Sleman) – Sudah dua tahun ini Ujian Nasional ditiadakan. Penghapusan Ujian Nasional ini dilatar belakangi oleh keinginan untuk menghindari dampak negatif Ujian Nasional serta untuk memperbaiki esensi Ujian Nasional itu sendiri. Ujian Nasional yang tadinya digunakan untuk mengukur prestasi siswa akan diperbaiki untuk menilai prestasi sistem.
Penghapusan Ujian Nasional ini, juga berdampak pada madrasah-madrasah di bawah lingkup Kementerian Agama. Pada madrasah, selain Ujian Nasional juga terdapat Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN). Dengan adanya penghapusan UN, berimbas pada pentiadaan UAMBN juga. Sehingga UAMBN digantikan dengan Ujian Madrasah (UM) yang mana penyususnan soal diserahkan kepada masing-masing madrasah.
Pelaksanaan Ujian Madrasah membutuhkan persiapan yang panjang. Oleh karena itu, untuk memudahkan madrasah melaksanakan UM, Kementerian Agama melalui direktorat KSKK melaksanakan penyusunan kisi-kisi Ujian Madrasah Berstandar Nasional sebagai panduan pembuatan soal ujian madrasah. Kegiatan ini dilaksanakan di Grand Aston Yogyakarta pada Selasa (09/02/2021) sampai dengan Kamis (11/02/2021). Kegiatan ini diikuti oleh 33 orang peserta dari seluruh Indonesia. Dalam kesempatan ini, guru MIN 2 Sleman Siti Nurul Anjumil Muniroh ikut serta sebagai salah satu peserta.
Anjumil menyampaikan pesan yang diterimanya saat mengikuti penyusunan kisi-kisi UMBN, ia mengatakan, “Kisi-kisi yang dibuat harus memperhatikan proses pembelajaran siswa, dimana pembelajaran yang dilaksanakan saat ini adalah PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Tingkat keterampilan berfikir dari kisi-kisi juga harus dipertimbangkan sedemikian rupa agar kisi-kisi dapat diterima oleh semua madrasah” paparnya.(jml)